Buku Panduan Praktis Manasik Umrah

Buku Panduan Praktis Manasik Umrah

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 38.000,00
Rp 30.400
You save: IDR 7.600,00! (20.00%)

Product Description

Buku Panduan Praktis Manasik Umrah

Buku Panduan Praktis Manasik Umrah-Sudahkah Anda berumrah tahun ini? Jika yang sudah siap dan segera berangkat, jangan lupa menyertakan booklet ini ke dalam saku Anda. Praktis dan ringan dibawa. Berisi tentang Umrah etc. Sebelum lebih jauh melangkah, mari benahi niat kita, luruskan hanya untuk lillahi Ta’ala.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”

Imam Sahl bin Abdullah at-Tustari berkata: “Tidak ada sesuatupun yang paling berat bagi nafsu manusia melebihi keikhlasan karena pada keikhlasan tidak ada bagian untuk nafsu.”

Imam Ibnul Qayyim menyatakan: “Adapun kesyirikan (penyimpangan) dalam niat dan keinginan (manusia) maka itu (ibaratnya seperti) lautan (luas) yang tidak bertepi dan sangat sedikit orang yang selamat dari penyimpangan tersebut. Maka barangsiapa yang menginginkan dengan amal kebaikannya selain wajah Allah, meniatkan sesuatu selain untuk mendekatkan diri kepada-Nya, atau selain mencari pahala dari-Nya maka sungguh dia telah berbuat syirik dalam niat dan keinginannya. Ikhlas adalah dengan seorang hamba mengikhlaskan untuk Allah (semata) semua ucapan, perbuatan, keinginan dan niatnya.” (Mendulang faidah dari artikel-nya Ustadz Abdullah Taslim)

Nasehat Dari Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd al-‘Abbad al-Badr

Pertama: Kewajiban yang paling penting untuk dilaksanakan oleh orang yang berhaji / berumrah adalah mengikhlaskan amalannya karena Allah Ta’ala, dan hendaknya dia membersihkan amalannya tersebut dari riya’(beramal karena ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain) dan sum’ah (beramal karena ingin didengar dan dipuji oleh orang lain). Hal ini dilakukan agar dia mendapatkan pahala / balasan atas amalan haji atau umrahnya tersebut.

Kedua: Hendaknya orang yang akan / sedang berhaji itu bersungguh-sungguh dalam mengenal / memahami hukum-hukum haji dan umrah, agar dia bisa menunaikan manasik ibadah haji atau umrahnya tersebut di atas ilmu. Dan hendaknya pula dia bertanya kepada Ahli Ilmu (para ulama) tentang sesuatu sebelum dia beramal, sehingga amalannya tersebut tidak terjatuh pada kesalahan / kekeliruan.

Ketiga: Hendaknya orang yang berhaji / berumrah itu bersemangat untuk memilih teman yang baik dalam safarnya untuk haji / umrah tersebut, karena dengan teman-teman yang baik itulah dia akan mendapat faedah dari mereka, khususnya dalam hal ilmu dan adab.

Keempat: Hendaknya orang yang berhaji atau berumrah itu membawa bekal harta yang cukup untuk perjalanan haji / umrahnya, sehingga dia tidak perlu meminta-minta kepada orang lain (yakni tidak sampai kekurangan). (Diangkat dari Tabshiirun Naasik bi Ahkaamil Manaasik (hal. 9-12), via darul-ilmi.com/2014/09)

Panduan Praktis Manasik Umroh, ukuran 11,5 x 16 cm, dan dengan berat 90 gram.
Penulis: Abu Ismail
Penerbit: Aqwam Jembatan Ilmu

Leave your comment here