Buku Jatuh Cinta Sama Allah Saja
Buku Jatuh Cinta Sama Allah Saja
Beli Produk Ini
Product Description
Buku Jatuh Cinta Sama Allah Saja
Buku Jatuh Cinta Sama Allah Saja-Menyusuri makna cinta yang sesungguhnya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Ditulis oleh pakarnya cinta anak muda (Dialah penulis buku best seller dengan segudang prestasinya). Meski demikian, buku ini bukan berarti sempurna 100%, tentu ada hal-hal yang tentunya kurang. Kurang bila kita mencermatinya dari kaca mata syariat. Namun, sentuhan yang cantik dari penulisnya, semoga bisa membangkitkan dan membangun keluarga muslim Indonesia, agar lebih baik dalam mengekspresikan cinta.
Cinta yang Bernilai Ibadah
Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Allah. Ketika seorang hamba mencintai Allah, maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Cinta kepada Allah juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Allah. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Allah?” Maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”. Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Allah tidak membutuhkan pernyataan belaka. Akan tetapi Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Allah”. Oleh karena itulah, Allah menguji setiap muslim dalam firman-Nya (artinya), “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat Ali Imran: 31). Ya, bukti kecintaan kita kepada Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah dalam segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan terbaik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Allah berfirman (artinya), “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Surat al-Ahzab: 21). Oleh karena itu, jika kita mengaku mencintai Allah, mari kita buktikan dengan menjadikan Rasulullah sebagai panutan kita. Bukan dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai panutan, walaupun mereka itu populer dan terkenal seperti artis, selebritis dan semacamnya. Karena sesungguhnya Rasulullah bersabda “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di hari akhirat nanti).” (HR. Muslim). Makna dari hadits ini adalah jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang shalih (seperti para Rasul dan Nabi) dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita akan bersama mereka. Dan sebaliknya ketika di dunia kita mencintai orang-orang kafir dan menjadikan mereka sebagai teladan, maka di akhirat nanti kita pun akan bersama mereka. Bukankah tempat mereka di akhirat merupakan seburuk-buruk tempat. Duhai, betapa musibah yang sangat besar! (buletin.muslim.or.id/aqidah/13 Februari 2016)
Buku cetak edisi softcover, tebal buku 174 halaman, ukuran buku 12 x 18 cm, dan dengan berat 149 gram.
Penulis: Burhan Sodiq
Penerbit: Samudera