Buku Islam 11 Perilaku Istri Yang Dibenci Suami

Buku Islam 11 Perilaku Istri Yang Dibenci Suami

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 21.000,00
Rp 18.900
You save: IDR 2.100,00! (10.00%)

Product Description

Buku Islam 11 Perilaku Istri Yang Dibenci Suami

Buku Islam 11 Perilaku Istri Yang Dibenci Suami.-Cerewet, bawel, dan sejenisnya ialah makanan tidak sedap di telinga para suami. Meski ada yang menganggapnya sebagai seni tersendiri. Kira-kira manakah pendapat yang mewakili diri Anda? Di tengah kesibukannya beraktifitas mengurus rumah tangga, maka sepantasnya para suami mendengarkan barang sejenak celotehan istri. Sebab seharian ia di rumah, tidak ada yang mengajaknya mengobrol dan apa salahnya jika kita mendengarkannya. Tentu perhatian Anda akan menjadikannya bahagia.

Namun, di sisi lain kadang cerewet menjadi ‘alat’ yang kurang cerdas dalam menghadapi suasana. Misalkan sepulang kerja, suami harus rehat sebentar. Belum lagi rebahan, tiba-tiba pertanyaan yang nyerocos liar tidak terkendali meluncur dari bibir yang indah, “bla...bla...bla…” Jika sudah seperti ini, sulit bagi suami untuk menanggapi dengan kepala dingin. Paling banter menggumam, “hiih!” (nada sebel).

Kita tidak akan mengupas cerewet secara panjang lebar, hanya sekedar mengingatkan hendaknya para istri bijak dalam menempatkannya. Back to tema, dalam bab ke-empat disebutkan bahwa di antara bentuk perangai istri yang dibenci oleh suami: Istri yang suka berfoya-foya (menghambur-hamburkan uang untuk tujuan bersenang-senang). Bagaimanapun mencari nafkah merupakan tugas suami, oleh sebab itu suami membanting tulang karenanya. Dan suami akan senang manakala sang istri mampu mengatur keuangan dengan baik. Akan tetapi bila yang terjadi sebaliknya, yakni boros maka tentulah sang suami akan merasa tertekan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Surat al-Isra’: 26-27)

Dua orang pemuka Shahabat: Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridha) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta.” (HR. Muslim, no.1715)

al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal menasihatkan, “Termasuk perbuatan boros (tabdzir) adalah apabila seseorang menghabiskan harta pada jalan yang keliru. Semisal seseorang berjam-jam duduk di depan internet, lalu membuka Facebook, blog, email dan lainnya, lantas dia tidak memanfaatkannya untuk hal yang bermanfaat, namun untuk hal-hal yang mengandung maksiat. Na’udzu billahi min dzalik. Cobalah internet kita manfaatkan untuk berdakwah atau untuk mempelajari Islam lebih dalam.” (rumaysho.com/1813)

Buku cetak edisi softcover, tebal buku 145 halaman, ukuran buku 14,2 x 16,1 cm, dan dengan berat buku 125 gram.

Penulis: Abdullah Al-Ju'aitsan
Penerbit: Zam-Zam