Buku Biografi Umar Bin Khathab (Pustaka Al Kautsar)

Buku Biografi Umar Bin Khathab (Pustaka Al Kautsar)

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 185.000,00
Rp 148.000
You save: IDR 37.000,00! (20.00%)

Product Description

Buku Biografi Umar Bin Khathab

Buku Biografi Umar Bin Khathab-Menelusuri sosok yang di jamin masuk Surga akan menumbuhkan semangat beramal. Dalam hal ini kita berkaca kepada khalifah yang ketiga, beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Adi bin Ka’ab bin Lu’aiy bin Ghalib al-Qurasy. “Dari Abdurrahman bin ‘Auf, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Abu Bakr di syurga, Umar di syurga, Utsman di syurga, Ali di syurga, Thalhah di syurga, Az Zubair di syurga, Abdurrahman bin ‘Auf di syurga, Sa’d di syurga, Sa’id di syurga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di syurga.” (HR. at-Tirmidzi, 3747)

Bagaimana Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu menghadapi Tahun Paceklik dan Masa Sulit?

al-Ustadz Abu Ihsan al-Atsary mengisahkan, “Pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu terjadi musibah paceklik pada akhir tahun ke 18 H, tepatnya pada bulan Dzulhijjah, dan berlangsung selama 9 bulan. Masyarakat sudah mulai kesulitan. Kekeringan melanda seluruh bumi Hijaz, dan orang-orang mulai merasakan sangat kelaparan.

Tahun ini disebut juga tahun ramadah karena permukaan tanah menjadi hitam mengering akibat sedikitnya turun hujan, hingga warnanya sama dengan ramad (debu). Pada saat itu daerah Hijaz benar-benar kering kerontang. Penduduk-penduduk pedesaan banyak yang mengungsi ke Madinah dan mereka tidak lagi memiliki bahan makanan sedikitpun. Mereka segera melaporkan nasib mereka kepada Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab.

Umar radhiyallahu ‘anhu cepat tanggap dan menindaklanjuti laporan ini. Dia segera membagi-bagikan makanan dan uang dari baitul mal hingga gudang makanan dan baitul mal kosong total. Dia juga memaksakan dirinya untuk tidak makan lemak, susu, maupun makanan yang dapat membuat gemuk hingga musim paceklik ini berlalu. Jika sebelumnya selalu dihidangkan roti dan lemak susu, maka pada masa ini ia hanya makan minyak dan cuka. Dia hanya mengisap-isap minyak, dan tidak pernah kenyang dengan makanan tersebut. Hingga warna kulit Umar radhiyallahu ‘anhu menjadi hitam dan tubuhnya kurus; dan dikhawatirkan dia akan jatuh sakit dan lemah. Kondisi ini berlangsung selama 9 bulan. Setelah itu keadaan berubah kembali menjadi normal sebagaimana biasanya. Akhirnya para penduduk yang mengungsi tadi, bisa pulang kembali ke rumah mereka.

Umar radhiyallahu ‘anhu selalu mengontrol rakyatnya di Madinah pada masa peceklik ini. Umar radhiyallahu ‘anhu tidak menemukan seorangpun yang tertawa, ataupun berbincang-bincang di rumah sebagaimana biasanya. Umar radhiyallahu ‘anhu tidak pula menemukan orang yang meminta-minta. Dia bertanya apa sebabnya, lalu ada seseorang yang berkata kepadanya: “Mereka pernah meminta tetapi tidak ada yang dapat diberikan, akhirnya mereka tidak lagi meminta. Sementara mereka benar-benar dalam keadaan yang menyedihkan dan sangat memprihatinkan, sehingga mereka tidak lagi bisa berbincang-bincang ataupun tertawa.” Sebagai bentuk kepedulian Umar radhiyallahu ‘anhu terhadap nasib rakyatnya pada masa paceklik ini, ia keluar melakukan shalat istisqa’ (shalat minta hujan).” Selesai dengan ringkas yang kami sarikan dari  almanhaj.or.id/2792.

Buku cetak edisi hardcover, tebal buku 860 halaman, ukuran buku 17 x 24,5 cm, dan dengan berat 1145 gram.

Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi

Penerbit: Pustaka Al-Kautsar

Leave your comment here