Buku 38 Teknik Nabi dalam Mengoreksi Kesalahan Orang (al-Kamil Publishing)

Buku 38 Teknik Nabi dalam Mengoreksi Kesalahan Orang (al-Kamil Publishing)

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 31.000,00
Rp 26.400
You save: IDR 4.600,00! (14.84%)

Product Description

Buku 38 Teknik Nabi dalam Mengoreksi Kesalahan Orang (al-Kamil Publishing)

Buku ini berusaha menyelidiki dan menyelidiki teknik-teknik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam interaksi dengan berbagai kesalahan orang-orang, sesuai dengan tingkatan dan kecenderungan mereka yang berbeda-beda, yaitu orang-orang yang hidup dan bertemu langsung dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Memahami metode Nabi dalam bermuamalah dengan orang-orang yang beliau temui melakukan berbagai kesalahan adalah termasuk hal yang penting, mengingat posisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang senantiasa mendapat dukungan dan bimbingan penuh dari Allah. Seluruh tingkah laku dan ucapan beliau senantiasa dinaungi oleh wahyu untuk menegaskan ataupun  mengoreksi. Teknik-teknik yang digunakan oleh Nabi sangat jelas dan efektif. Mempraktekkan teknik-teknik Nabi ini dalam mengoreksi kesalahan orang lain akan lebih mengundang sambutan (baik) dari orang yang bersangkutan. Seorang pendidik yang mau mengikuti teknik dan cara-cara Nabi dalam mendidik orang  lain, niscaya masalahnya akan menjadi benar dan langkahnya dalam memberikan pendidikan pun akan tegak dan lurus.

Mengikuti metode dan teknik Nabi dalam mengoreksi orang lain adalah dengan mempraktekkan apa yang dilakukan oleh Nabi, karena beliau adalah tauladan yang baik (uswah hasanah) bagi kita, yang secara otomatis hal itu akan menjadikan kita memperoleh pahala besar dari Allah Ta’ala, jika niat kita memang ikhlas karena-Nya.

Dengan mengetahui metode Nabi, maka akan menjadi jelas betapa lemahnya metode ciptaan manusia yang memenuhi segala penjuru dunia dewasa ini, sehingga menjadi terputuslah jalan untuk mengikutinya. Karena kebanyakan  dari metode-metode tersebut jelas penyelewengannya, dan tegak berdiri di atas teori (asumsi) yang rusak, layaknya perempuan merdeka yang dicerai ataupun orang yang berpegang pada ‘warisan-warisan’ yang batil, seperti melakukan taklid buta terhadap bapak dan kakek moyang terdahulu.

Dengan indikasi semacam itu, suatu keharusan bahwa implementasi yang bersifat aplikatif terhadap metode Nabi dalam realitas sehari-hari haruslah berpegang kepada ijtihad dalam porsi yang besar. Hal itu dimaksudkan untuk menyeleksi teknik-teknik paling ideal dalam kondisi dan kejadian yang sedang terjadi (aktual). Siapa saja yang mempunyai kearifan jiwa, niscaya ia mampu untuk mencermati berbagai kondisi yang serupa (tidak jelas) ataupun hal-hal yang nyaris sama. Dengan teknik-teknik Nabi ini akan terseleksi hal-hal yang selaras dan harmonis.

Teguran dalam Ayat

Ada beberapa ayat al-Qur’an  yang mengisahkan kepada kita berupa teguran langsung dari Allah atas beragam peristiwa, di antaranya … ada sekelompok orang datang pada saat khotbah Jum’at sedang berlangsung lalu sebagian orang dari mereka itu meninggalkan khotbah dan bubar untuk melakukan perniagaan. Lalu turunlah ayat,

وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا ۚ قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ ۚ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan,” dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (Surat al-Jumu’ah: 11)

Dan masih banyak lagi contoh-contoh dalam bab ini.

Penulis Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, Penerbit al-Kamil Publishing.