Buku Fiqih Shalat
Buku Fiqih Shalat
Beli Produk Ini
Product Description
Buku Fiqih Shalat
Buku Fiqih Shalat-Shalat merupakan tiang agama, barangsiapa keropos shalatnya, maka sudah barang tentu … lambat laun tiang penyangga akan segera runtuh, roboh, ke tanah! Hendaknya setiap kita memperhatikan kualitas shalatnya, apakah semakin khusyu’ atau semakin jauh dari Allah? Buku yang ada di hadapan pembaca, bertutur secara mendetail tentang shalat (berisikan 17 bab) dengan tema yang saling menyambung. Dimulai dari pembahasan Sifat wudhu Rasulullah. Lalu berlanjut dengan ‘Mengusap khuf dan tayammum’;
Dari Humran bekas budak Utsman radhiyallahu ‘anhu. Humran berkata: ‘Aku mendengar Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu ketika dia berada di halaman masjid kemudian datang seorang mu’adzin menjelang waktu Ashar tiba. Maka Utsman meminta diambilkan air wudhu, lalu dia berwudhu. Setelah itu dia berkata, “Demi Allah, sungguh aku akan menceritakan kepada kalian sebuah hadits. Kalaulah bukan karena suatu ayat di dalam Kitabullah niscaya aku tidak akan menuturkannya kepada kalian. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang muslim berwudhu dan membaguskan wudhunya kemudian mengerjakan shalat melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya sejak saat itu sampai shalat yang berikutnya.’.” (HR. Muslim dalam Kitab at-Thaharah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, kemudian dia membasuh wajahnya maka akan keluar dari wajahnya bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan pandangan kedua matanya. Apabila dia membasuh kedua tangannya maka akan keluar dari kedua tangannya bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua tangannya. Apabila dia membasuh kedua kakinya maka akan keluar bersama air -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua kakinya, sampai akhirnya dia akan keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.” (HR. Muslim dalam Kitab at-Thaharah)
Dari ‘Ali bin Abi Thalib, beliau berkata,
لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ.
“Seandainya agama itu dengan logika semata, maka tentu bagian bawah khuf lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun sungguh aku sendiri telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya.”
Ada seseorang mendatangi ‘Umar bin khaththab, ia berkata, “Aku junub dan tidak bisa menggunakan air.” ‘Ammar bin Yasir lalu berkata pada ‘Umar bin khaththab mengenai kejadian ia dahulu, “Aku dahulu berada dalam safar. Aku dan engkau sama-sama tidak boleh shalat. Adapun aku kala itu mengguling-gulingkan badanku ke tanah, lalu aku shalat. Aku pun menyebutkan tindakanku tadi pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Cukup bagimu melakukan seperti ini.” Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dengan menepuk kedua telapak tangannya ke tanah, lalu beliau tiup kedua telapak tersebut, kemudian beliau mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.” (HR. Bukhari, no. 338 dan Muslim, no. 368)
Dan diakhiri dengan nasehat secara umum, setelah sebelumnya membahas shalat sunnah yang sifatnya berjama’ah (shalat idul Fitri dan Idul Adha, shalat khauf, dan shalat jenazah). Semoga lautan faidah segera Anda dapatkan, setelah menyelam ke dasar pantainya.
Buku cetak edisi hardcover, tebal buku 576 halaman, ukuran buku 16 x 24,5 cm, dan dengan berat 905 gram.
Penulis: Yazid bin Abdul Qadir Jawa
Penerbit: Media Tarbiyah