Buku Tulis Islami Tema Sholehah (Adz-Dzahabi)

Buku Tulis Islami Tema Sholehah (Adz-Dzahabi)

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 45.000,00
Rp 40.500
You save: IDR 4.500,00! (10.00%)

Product Description

Buku Tulis Islami Tema Sholehah

Penerbit Adz-Dzahabi

Tema-tema cantik bertabur penuh bunga ini membawa pesan-pesan ajaib untuk dunia pendidikan. Di tengah badai roman picisan yang tengah menyerang para ABG, buku ini hadir sebagai solusi yang mantap untuk menata akhlak mulia putri-putri kaum muslimin.

Sholehah dengan Suka Memberi Maaf

Seorang perempuan sedikit gengsi jika harus minta maaf duluan, akan tetapi hal tersebut bukan anjuran syariat. Bahkan syariat ini menghasung kaum muslimin untuk bersegera untuk meminta maaf kepada saudarinya jika ia terjatuh ke dalam kesalahan. Sungguh, dalam pribadi yang gemar minta maaf membuahkan kelapangan dada. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Surat Ali Imran: 134)

Sholehah dengan Menuntut Ilmu

Ilmu itu dicari dengan dipelajari dan salah satunya ialah dengan dicatat, layaknya motor yang tidak dikunci akan mudah dibawa kabur oleh pencuri. Sebagaimana terjadi baru-baru ini, seorang ojek wanita yang lupa mengunci motornya dan langsung masuk ke dalam warung untuk mengambil pesanan. Inilah buku yang digunakan untuk mengikat ilmu. Sungguh, dahulu para salaf memadukan antara menghafal dan menulis dalam proses rihlatul ilmi. Ada salah seorang ulama yang menyesal terkait hal ini, ia hanya mengandalkan hafalan dan tanpa menuliskannya, akibatnya ia berkomentar akan buruknya upaya yang ditempuhnya dan memuji orang-orang belakangan yang menulisnya (yakni para muridnya).

Sholehah dengan Berbakti Kepada Orang Tua

Girly banget deh! (baca: Layak disebut sebagai perempuan hakiki), bila ia gemar membantu orang tuanya di rumah. Dan sebaliknya, jika ia enggan dalam berbakti kepada ayahbundanya, maka kepada siapa ia berkiblat? Kepada siapa ia mengambil teladan? Inilah perkara yang ditekankan syariat dan menempati posisi kedua setelah seruan untuk mentauhidkan Allah, “Wa’budullah walaa tusyriku bihi syai’a, wa bil walidaini ihsana …”