Buku Saku Bila Ditinggalkan Orang yang Dicintai… (Pustaka Ibnu Umar)

Buku Saku Bila Ditinggalkan Orang yang Dicintai… (Pustaka Ibnu Umar)

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 14.000,00
Rp 12.000
You save: IDR 2.000,00! (14.29%)

Product Description

Buku Saku Bila Ditinggalkan Orang yang Dicintai…

Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, Pustaka Ibnu Umar

Sedih itu pasti, menangis tidak bisa dibendung lagi. Itulah fitrah yang Allah sematkan kepada manusia. Namun, Islam memberikan rambu-rambu yang mengatur hal ikhwal kesedihan agar tetap dalam koridor syariat (baca: sedih yang diperbolehkan). Buku yang menarik dan cocok untuk dibagikan kepada handai taulan dan segenap masyarakat. Oleh karena manfaatnya yang begitu besar.

Buku yang terdiri dari empat bab ini mengupas etika saat tertimpa musibah; hal-hal yang mesti diketahui oleh seseorang agar ia tidak terjatuh ke dalam kesalahan, sebagaimana perkataan dari Abu Faras al-Hamdani (seorang penyair Arab), “Aku mengetahui keburukan bukan untuk berbuat keburukan, akan tetapi agar dapat menghindarinya. Karena siapa yang tidak mengetahui keburukan, dapat saja ia terjerumus ke dalamnya.” Lalu penyusun berikan bunga kisah teladan dalam bab ketiga dan ditutup dengan hukum-hukum yang berkaitan dengan ihdaad wanita.

Hiburlah Saudaramu!

Sesungguhnya setiap mukmin itu saling bersaudara, apabila ada bagian tubuh yang merasakan sakit, maka bagian lainnya akan merasakan demam. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama dalam memperingan masalah yang menimpa saudaranya, dalam hal ini bab kematian; wafatnya orang yang dicintai. Dahulu ada seseorang yang amat terpukul dengan kematian putranya dan banyak orang yang menghiburnya. Akan tetapi belum ada yang mampu menyadarkannya. Jika bahasa sekarang, “Nampol banget! “Plakk!” (baca: mengena). Dan hadirlah Fudhail bin Iyadh yang menenangkan orang tersebut dengan ucapannya yang terkenal, “Bagaimana pendapatmu apabila kamu dan anakmu dipenjara, lalu aku membebaskan putramu lebih dahulu daripada kamu? Apakah engkau akan bergembira?” Laki-laki itu menjawab, “Tentu saja aku bergembira.” Maka Fudhail menandaskan, “Sesungguhnya putramu telah keluar dari penjara dunia sebelum kamu.” Maka seketika laki-laki itu pun terhibur. Subhanallah.

Bagaimana Wanita yang Ihdaad Beraktifitas?

Ia boleh mandi dengan menggunakan sabun atau daun bidara kapan saja ia mau. Ia pun diperbolehkan berbicara dengan siapa pun dari kerabatnya dan yang lainnya. Ia boleh duduk bersama mahramnya, menyuguhkan kopi, makanan dan yang sejenisnya. Ia boleh bekerja di rumahnya, di taman atau kebun halaman rumahnya, atau di loteng rumahnya, baik siang atau pun  malam untuk mengerjakan aktifitas-aktifitas yang biasa dilakukan di rumah, seperti memasak, menjahit, menyapu rumah, mencuci pakaian, memeras susu ternak, dan aktifitas-aktifitas lainnya yang biasa dikerjakan oleh wanita selainnya. Ia boleh menanggalkan kerudungnya apabila di sekelilingnya tidak ada laki-laki lain selain mahramnya.

Judul Buku : (Saku) Bila Ditinggalkan Orang yang Dicintai
Penulis : Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah
Penerbit : Pustaka Ibnu Umar
Format Buku : Softcover
Dimensi Buku : Ukuran buku saku 10,5 cm x 15 cm, berat buku 150 gram