Buku Koreksi Kesalahan Pembaca Al-Qur’an (Penerbit Qiblatuna)

Buku Koreksi Kesalahan Pembaca Al-Qur’an (Penerbit Qiblatuna)

Beli Produk Ini

Old Price: IDR 31.000,00
Rp 25.000
You save: IDR 6.000,00! (19.35%)

Product Description

Buku Koreksi Kesalahan Pembaca Al-Qur’an

Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid, Penerbit Qiblatuna

Buku yang hadir di tengah ruang baca Anda mengupas tuntas perihal kesalahan yang menggejala dan sudah banyak menyebar di negeri-negeri kaum muslimin. Penulis mencoba meluruskan kekeliruan yang terus menerus diwarisi oleh generasi setelahnya. Oleh karena itu, pentingnya pembahasan ini. Penulis membaginya menjadi dua bab penting; Bid’ah Bid’ah Pembaca Al-Qur’an dan Menirukan Bacaan Seorang Qari’. Bagi Ahli Tajwid, tentu merasa risih saat mendengar imam rawatib pada suatu shalat jama’ah atau seorang guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang kualitas makharijul hurufnya di bawah rata-rata. Apa sebabnya? Karena kecemburuan mereka terhadap Al-Qur’an. Buku ini hadir sebagai saran yang membangun semua pihak agar kembali di atas tuntunan syari’at.

Membaca Al-Qur’an merupakan amalan yang membuahkan berlimpah pahala. Kaum muslimin sangat antusias untuk menjadikan bacaan Al-Qur’an sebagai amalan harian yang tak pernah ditinggalkan. Namun, ada sejumlah amalan bid’ah yang menghiasi ibadah bacaan Al-Qur’an. Bacaan Al-Qur’an yang merupakan ibadah yang sangat mulia bisa saja menjadi sia-sia lantaran bercampur dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Salah satu jejak penjagaan Allah Ta’ala terhadap kitab-Nya adalah kegigihan salaf dalam usahan mensterilkan Al-Qur’an dari apapun yang berbau bid’ah atau segala sesuatu yang diselipkan pada tulisan, tartil, qira’ah, pengajaran dan penyampaian bacaan, serta dzikir-dzikir Al-Qur’an. Mukjizat masalah-masalah ini terus berlangsung sampai abad XV hijriyah tanpa ditembus oleh peubahan, penggantian, penyimpangan, pemodifikasian, penambahan, atau pengurangan.

Bolehkah Menirukan Bacaan Seorang Qari’?

Kemiripan suara merupakan sesuatu yang tidak dipungkiri, bahkan meski ikedua belah pihak yang memiliki suara mirip belum pernah bertemu satu sama lain atau belum pernah mendengar suaranya. Tidak dipungkiri pula bahwa murid yang terlalu cinta pada gurunya terkadang terpengaruh cara penyampaian tanpa dipaksa-paksakan, meski ini hanya dilakukan oleh murid-murid yang kurang memiliki pendirian. Simak selengkapnya pada hal. 35-61)

Membaca Al-Qur’an dengan Cepat Seperti Membaca Syair

Di antara bid’ah pembaca Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an dengan cepat seperti membaca syair. Adapun, membaca dengan cepat dalam arti mengalirkan bacaan dengan memperhatikan hukum-hukum bacaan dan kecepatannya itu sesuai karakter suaranya dan terasa ringan bagi orang yang membaca, maka ini tidak termasuk dalam larangan ini. Bahkan, termasuk salah satu bacaan yang disyari’atkan. Di antara bid’ah pembaca Al-Qur’an, bacaan terburu-buru. Termasuk bacaan yang dilarang adalah membaca dengan taqlis, yaitu dengan meninggikan suara, seperti yang disebutkan Imam Syafi’i rahimahullah tentang salah satu sifat Abu Yusuf, “Abu Yusuf itu Qalasan.” Yaitu meninggalkan suara saat membaca Al-Qur’an dan ini menyebabkan si pembaca meletakkan kedua tangan di telinga saat membaca.

Judul Buku : Koreksi Kesalahan Pembaca Al-Qur’an
Penulis : Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid
Penerbit : Penerbit Qiblatuna
Format Buku : Softcover
Dimensi Buku : Ukuran: 20 x 14 cm, Berat: 200 gr, Tebal: 148 halaman